Cerita Musiri, TKW Asal Bojonegoro yang Gajinya Sudah Setara dengan Direktur Ternama di Indonesia

IKLAN 336x280
IKLAN TENGAH
Cerita Musiri, TKW Asal Bojonegoro yang Gajinya Sudah Setara dengan Direktur Ternama di Indonesia

Pekerjaan sebagai Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri memang tidak pernah sepi peminatnya. Meskipun berita mengenai kekerasan terhadap TKI maupun lahirnya anak-anak tak diinginkan dari TKW yang dibawa kembali ke Indonesia masih banyak beredar, namun warga kita tetap saja tergiur dengan pekerjaan tersebut. Bagaimana tidak, iming-iming gaji besar dengan bobot pekerjaan yang sama saja dengan bila kita bekerja sebagai PRT di Indonesia sontak membuat semua tertarik.
Yah mungkin bisa juga dikatakan bahwa pekerjaan sebagai TKI ini dipilih oleh orang Indonesia karena ingin segera memperbaiki perekonomian keluarga. Karena seperti yang kita tahu mencari pekerjaan di Indonesia sendiri bukanlah hal mudah, apalagi jika tidak memiliki kemampuan khusus. Namun memang benar bahwa ada masyarakat Indonesia yang hidup keluarganya menjadi lebih baik ketika menjadi TKI. Salah satunya adalah sosok Musiri yang konon memiliki gaji tinggi saat ketika menjadi TKW di London, Inggris

Musiri awalnya tidak tahu menahu di mana letak London
Hidup menjadi TKW tentu bukan impian siapa pun juga. Namun jalan itu terpaksa dipilih banyak orang dengan dalih ingin memperbaiki kehidupan perekonomian keluarga. Dan biasanya sebelum menjadi TKI, mereka terlebih dahulu akan memilih negara mana yang dituju. Seperti sosok Musiri yang ternyata pada awalnya merupakan salah satu TKW di negara Mesir. Perempuan asal Bojonegoro ini memulai karirnya pada tahun 2008 di salah satu negara Timur Tengah tersebut.
Perempuan ini sempat kabur dari rumah majikannya
Musiri tidak begitu lama tinggal di Mesir, karena setelah tiga bulan bekerja dia langsung dibawa sang majikan menuju London. Saat itu ibu dari dua anak ini benar-benar tidak mengetahui di mana letak London dan seperti apakah tempat itu. Jadi saat diajak pindah ke London Musiri hanya pasrah dan menyetujui saja keputusan sang majikan. Dan ternyata saat di London dia bertemu dengan beberapa teman yang sama-sama merupakan Tenaga Kerja Indonesia.
Kehidupan Musiri di London bisa dibilang biasa-biasa saja. Sehari-hari perempuan ini mengerjakan setiap tugas dari sang majikan yang merupakan keluarga dokter. Tapi lama-kelamaan perempuan Jawa Timur ini merasa bahwa gajinya sebagai asisten rumah tangga sangat kecil. Bayangkan saja tiap bulannya dia hanya dibayar 110 poundsterling atau setara dengan Rp 2,1 juta. Padahal kehidupan di Inggris bisa dibilang tidaklah murah.
Belum lagi dia harus menyisakan pundi-pundi uangnya untuk dikirim ke rumah. Tentu saja Musiri berpikir untuk mencari jalan keluar. Lagipula selama ini pekerjaan yang dia lakukan terasa begitu berlebihan bila dibanding dengan pendapatan itu. Maka pada tahun 2010 dia beranikan diri untuk kabur dan syukurlah kemudian Musiri mendapat majikan baru. Majikan Musiri saat itu adalah seorang pengusaha asal Libanon yang memberinya gaji sebesar 1800 poundsterling atau Rp 35 juta per bulannya.
Gaji Musiri digunakan untuk biaya sekolah anaknya
Pendapatan sebesar Rp 35 juta per bulan memang bisa dibilang sangat besar untuk ukuran Tenaga Kerja Indonesia di mana pun mereka. oleh karena itu Musiri sangat beruntung bisa bekerja bersama majikan barunya itu. Adapun gaji yang dia peroleh tentunya tidak dihabiskan sendiri, tetapi juga untuk mengangkat ekonomi orang tuanya di rumah. Gaji tersebut juga membuat Musiri mampu menyekolahkan anak-anaknya hingga kuliah.

Ibu dari dua anak ini bercerita bahwa satu anaknya sudah berhasil meraih gelar sarjana, sedangkan yang lain sedang berusaha menempuh pendidikan di jurusan arsitek. Selain untuk kuliah anak, gaji Musiri dialokasikan untuk membeli tanah dan juga rumah. Tak hanya itu, dengan Rp 35 juta per bulan, ibu ini juga mampu membelikan motor untuk kedua anak kesayangannya beserta keponakannya.
Musiri juga menabung untuk bisa membeli mobil
Dengan pendapatan besar yang melebihi gaji standard Inggris, tentu Musiri harus pintar-pintar mengelola uangnya. Oleh karena itu perempuan ini juga sudah memiliki tabungan yang digunakan untuk menyimpan hasil jerih payahnya selama ini. Dia juga bercerita bahwa sedang proses mengumpulkan uang agar bisa membeli mobil. Kendaraan ini nantinya akan ia gunakan untuk menuju apartemen majikannya di dekat Sungai Thames dari kontrakan Musiri
Perlu diketahui juga bahwa sebenarnya gaji standard nasional di Inggris hanyalah Rp 23 juta per bulannya. Namun beruntunglah si TKW yang mendapat lebih dari itu. Meski demikian gaji besar itu tentu juga harus dipotong dengan nominal pajak yang tak kalah besar. Belum lagi alokasi untuk transportasi, biaya hidup, dan sewa rumah yang tidak mudah di sana. Tapi terlepas dari itu, Musiri membuktikan bahwa tidak sia-sia dirinya kerja keras di negara orang.

Memang cukup menggiurkan ya bila kita mendengar cerita perempuan yang satu ini. Pantas saja semakin lama, makin banyak saja orang Indonesia yang tertarik dengan pekerjaan ini. Lantaran sudah banyak bukti bahwa sepulangnya para TKI ke Indonesia mereka pasti membawa oleh-oleh mentereng. Tapi tentu saja ada harga yang harus dibayar untuk mendapatkan iming-iming itu, di mana kita akan meninggalkan keluarga dan kerabat ke negeri antah berantah. Jadi sebelum memutuskan, pikirlah dari dua sisi ya.
IKLAN 336x280
Previous
Next Post »