Bila Anda Bisa Melakukan Hal Ini, Maka Pelanggan Akan Datang dengan Sendirinya

IKLAN 336x280
IKLAN TENGAH

Berikut ini contoh kasus nyata yang “tidak biasa” tentang bagaimana menghargai kompetitor dalam bisnis, dilansir dari bisniskokoh.com:
    Kisah ini diceritakan oleh Howard, seorang konsultan senior dari sebuah perusahaan jasa konsultasi manajemen, sebut saja perusahaan ABC. Salah satu kompetitor utamanya adalah perusahaan XYZ, yang menawarkan jasa serupa. Perusahaan XYZ ini memiliki klien sebuah bank. Hubungan mereka sudah terjalin selama hampir 20 tahun.
    Suatu saat seorang pegawai senior dari perusahaan XYZ menghubungi Howard. Karena bersaing di industri yang sama, mereka pernah beberapa kali bertemu sebelumnya, terutama saat memperebutkan proyek dari klien. Meski begitu, selama ini mereka tetap saling menghargai.
    Nah, dalam pertemuan tersebut si pegawai senior dari perusahaan XYZ ini curhat kepada Howard. “Kami sudah menemui jalan buntu dengan klien bank kami ini. Orang-orang di dalam perusahaan kami tidak ada yang bisa memuaskan mereka dalam masalah yang satu ini. Bahkan kami sudah mengirimkan 2 orang terbaik yang kami miliki. Tetapi tetap saja mereka kecewa.”
    “Karena itulah hari ini aku menemuimu. Barangkali perusahaanmu bisa membantu klien kami menyelesaikan masalah ini. Mereka benar-benar butuh bantuan,” tambahnya lagi.
    Howard seolah tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Bagaimana mungkin? Kompetitor justru memberikan jalan baginya untuk masuk ke klien. Tidak lewat jalan samping, tapi langsung dari pintu depan! Padahal klien ini sudah mereka pegang selama 20 tahun!
    Akhirnya Howard mengirimkan salah satu tim terbaiknya ke bank yang bermasalah tersebut. Sukses besar! Klien tersebut puas dengan hasil pekerjaannya.
   Tidak Mau Berpaling...
    Nah, bagaimana cerita selanjutnya? Apakah bank tersebut lalu pindah hati kepada Howard dan rekan-rekan satu timnya?
    Howard memang sudah berusaha untuk “meminang” mereka. Dia mencoba meyakinkan bahwa perusahaannya mungkin bisa memberikan lebih banyak lagi bantuan. Namun apa jawaban mereka?
    “Terima kasih banyak. Namun kami akan tetap bersama perusahaan yang sudah mau berkorban membukakan jalan bagi kompetitor demi memberikan yang terbaik bagi kami”, demikian jawab mereka.
    Dalam hati Howard pun setuju dengan mereka. Tentu perusahaan XYZ tadi paham benar adanya risiko dengan membiarkan Howard dan timnya masuk ke klien mereka. Namun demi kepentingan pelanggan, risiko tadi mereka abaikan. Ternyata pengorbanan semacam ini membuat pelanggan tersebut enggan berpaling ke lain hati.
    Cerita yang sangat menarik kan?
    Barangkali kita memang tidak harus “berkorban” sampai sejauh itu. Namun cerita di atas memberikan pelajaran yang sangat penting. Saat kita menghargai orang lain, termasuk kompetitor, maka disitulah sebenarnya kita menunjukkan seberapa beradabnya kita. Pernahkah Anda memiliki teman yang di depan kita suka membicarakan kejelekan orang lain? Apakah Anda mempercayai orang semacam ini? Barangkali di dalam hati Anda akan  bergumam; “Jangan-jangan dia juga suka membicarakan kejelekanku di depan orang lain”.
    “Menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri”, demikian peribahasa yang kita pelajari saat sekolah dulu. Menjelek-jelekkan pesaing hanya akan menjatuhkan martabat kita sendiri di hadapan pelanggan.Hargai kompetitor Anda, dan pelanggan akan lebih-lebih lagi menghargai Anda!
IKLAN 336x280
Previous
Next Post »